Fakta Menarik Gurun Sahara
Berikut ini beberapa fakta menarik yang harus Anda ketahui terkait dengan Gurun Sahara:
Itulah beberapa fakta menarik terkait dengan Gurun Sahara yang nantinya dapat menambah pengetahuan Anda. Sebagian dari Anda tentunya sudah sering mendengar terkait dengan Sahara, tetapi fakta-fakta menarik apa saja yang ada di dalamnya juga perlu Anda ketahui supaya membuat Anda lebih mencintai terkait dengan keindahan dunia.
Gurun Sahara (Arab: الصحراء الكبرى, aṣ-ṣaḥrāʼ al-kubrá, 'Gurun Terbesar') dengan keluasan 9,400,000 km² (3,630,000 batu persegi) merupakan gurun panas terbesar di dunia, dan juga gurun kedua terbesar selepas Antartika. Sahara terletak di Afrika Utara dan berkemungkinan setua 2.5 juta tahun. Nama Sahara berasal daripada perkataan Arab - (صحراء (bantuan·maklumat)) - yang bermaksud "padang pasir".[1]
Lautan Atlantik terletak di barat Sahara manakala Pergunungan Atlas serta Laut Mediterranean terletak di utara. Laut Merah dan Mesir terdapat di timur dan Sudan serta lembah Sungai Niger boleh ditemui di selatan Sahara.
Sahara membahagikan benua Afrika kepada rantau utara dan pinggirnya.
Purata hujan tahunan antara paling rendah di utara dan selatan pinggir gurun hingga hampir tidak wujud di bahagian tengah dan timur. Pinggir utara nipis gurun menerima lebih banyak keawanan musim sejuk dan hujan disebabkan ketibaan sistem tekanan rendah di Laut Mediterranean bersama perenggan kutub, walaupun sangat dilemahkan oleh kesan bayang hujan gunung dan purata hujan tahunan antara 100 milimeter (4 in) hingga 250 milimeter (10 in). Contohnya, Biskra, Algeria, dan Ouarzazate, Maghribi, dijumpai di zon ini. Pinggir selatan gurun bersama sempadan dengan Sahel menerima keawanan musim panas dan hujan disebabkan ketibaan Zon Pumpunan Antara Tropika dari selatan dan hujan purata tahunan antara 100 milimeter (4 in) hingga 250 milimeter (10 in). Contohnya, Timbuktu, Mali dan Agadez, Niger dijumpai di zon ini. Teras gersang hiper tengah gurun yang luas terbentang hampir-hampir tidak pernah terjejas oleh lekukan atmosfera utara atau selatan dan kekal di bawah pengaruh rejim cuaca antisiklon yang terkuat, dan hujan purata tahunan boleh jatuh hingga kurang daripada 1 milimeter (0.04 in). Sebenarnya, sebahagian besar Sahara menerima kurang daripada 20 milimeter (0.8 in). Daripada 9,000,000 kilometer persegi (3,500,000 bt2) tanah gurun di Sahara, keluasan sekitar 2,800,000 kilometer persegi (1,100,000 bt2) (sekitar 31% jumlah luas) menerima jumlah hujan purata tahunan 10 milimeter (0.4 in) atau kurang, manakala beberapa 1,500,000 kilometer persegi (580,000 bt2) (sekitar 17% jumlah luas) menerima purata 5 milimeter (0.2 in) atau kurang.[2] Hujan purata tahunan hampir-hampir sifar di kawasan luas beberapa 1,000,000 kilometer persegi (390,000 bt2) di timur Sahara terdiri daripada gurun: Libya, Mesir dan Sudan (Tazirbu, Kufra, Dakhla, Kharga, Farafra, Siwa, Asyut, Suhaj, Luxor, Aswan, Abu Simbel, Wadi Halfa) di mana min jangka panjang kira-kira 0.5 milimeter (0.02 in) setiap tahun.[2] Hujan sangat tidak boleh diharap dan tidak menentu di Sahara kerana ia boleh sangat berubah-ubah mengikut tahun. Berbanding penuh dengan jumlah hujan tahunan yang sedikit sahaja, purata tahunan penyejatan berpotensi adalah terlalu tinggi, roughly antara 2,500 milimeter (100 in) per tahun hingga lebih daripada 6,000 milimeter (240 in) per tahun di seluruh gurun.[3] Tiada tempat lain di Bumi mempunyai udara yang dijumpai sekering dan sesejat di rantau Sahara. Walau bagaimanapun, sekurang-kurangnya dua kejadian salji tercatat di Sahara, pada bulan Februari 1979 dan Disember 2016, kedua-dua di bandar Ain Sefra.[4]
Templat:Regions of Africa
Gurun Sahara adalah gurun yang terletak di Benua Afrika, yang mana meliputi negara Algeria, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Nigeria, Sahara Barat, Sudan, dan Tunisia. Karena begitu luasnya, Gurun Sahara tersebut mencakup lebih dari 30 persen wilayah Benua Afrika. Akan tetapi, tahukah kamu kalau wilayah Sahara tidak selalu berupa gurun. Wilayah tersebut dulunya pernah menjadi wilayah oasis, Sobat Preparizen!
Sebelum SiagaBencana.com membahal lebih lanjut, oasis adalah tempat di padang pasir yang berair cukup untuk tumbuhan dan manusia. Sekitar 11.000 tahun lalu, Gurun Sahara bukanlah wilayah gurun berpasir, melainkan wilayah yang dipenuhi tumbuhan. Bahkan, Gurun Sahara memiliki badan air berupa danau besar seluas 108,779 kilometer persegi.
Nah, kali ini SiagaBencana.com menjelaskan perubahan oasis berubah menjadi gurun seutuhnya.
Perubahan di Wilayah Sahara
Perubahan wilayah Gurun sahara berubah secara alami, teman-teman. Curah hujan di sana tidak pernah tetap karena dipengaruhi oleh perubahan orbit Bumi. Perubahan tersebut juga memengaruhi jumlah energi matahari di Sahara. Semakin banyak energi matahari, semakin sedikit pula hujan yang turun di Gurun Sahara.
Oleh karena itu, iklim di Sahara pun selalu berubah. Perlahan-lahan, iklim di Gurun Sahara berubah antara lembap dan kering selama ribuan tahun. Akan tetapi, sekitar 8.000 – 4.500 tahun yang lalu keadaan itu berubah. Gurun Sahara berubah dari lembap menjadi kering, lebih kering dari biasanya, dan tidak berubah lagi.
Bahkan menurut ilmuwan, iklim kering Sahara yang tidak berubah lagi ini juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Para ahli pun menemukan bahwa seiring manusia berpindah di sepanjang wilayah Sahara, tumbuhan di sana semakin berkurang. Salah satu perkiraan ilmuwan adalah manusia menggembala hewan ternak dan hewan ternak tersebut memakan tumbuhan di Sahara secara berlebihan.
Semakin berkurangnya tumbuhan, akhirnya kelembapan semakin berkurang. Sehingga, menyebabkan erosi permukaan tanah dan tumbuhan tidak bisa tumbuh. Akan tetapi, arkeolog juga menemukan bahwa peradaban kuno Afrika sempat mengembalikan kondisi Shara menjadi oasis, tapi tidak berlangsung dalam waktu lama, yakni sekitar tahun 1 – 500 Masehi.
Saat ini, wilayah Gurun Sahara semakin meluas karena disebabkan oleh perubahan alami dan perubahan iklim. Di masa depan, Gurun Sahara mungkin saja menjadi oasis lagi. Namun, manusia juga perlu membantu perubahan itu selain perubahan alami yang bisa terjadi. (MA)
Melintasi 10 Negara
Foto: Peta Gurun Sahara (internetgeography.net)
Gurun Sahara mencakup 9,2 juta km².
Dengan luas total 8% dari luas daratan bumi, Sahara melintasi 10 negara.
Negara-negara tersebut adalah Aljazair, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Nigeria, Sudan, dan Tunisia.
Sepertinya kamu suka baca ini. Ayo lanjut baca!
SURABAYA - Gurun Sahara sempat menjadi viral di aplikasi TikTok. Di luar peristiwa viralnya padang pasir tersebut, Gurun Sahara memang menarik untuk dibahas. Tahukah Anda bahwa gurun ini jadi gurun pasir terbesar di dunia?
Saat Anda masuk ke gurun tersebut, kemungkinan Anda bisa tersesat dan hilang. Daratan tersebut tak berpenghuni dan menjadi yang terluas ketiga setelah Antartika dan Arktik.
Kata Sahara berasal dari Bahasa Arab ṣaḥrā yang artinya gurun. Gurun Sahara yang viral di TikTok berlokasi di Afrika Utara. Luas wilayah sekitar 9.200.000 kilometer persegi, sebanding dengan luas daratan Cina dan Amerika Serikat.
Selain itu, melansir Global Adventure Challenges, Senin, 8 Agustus, Sahara juga merupakan gurun terpanas di dunia dengan iklim yang tak menyenangkan. Suhu rata-rata tahunan adalah 30 derajat celcius. Sedangkan suhu terpanas yang pernah tercatat adalah 58 derajat celcius.
Curah hujan di Gurun Sahara cenderung sedikit. Setengah dari wilayah Gurun Sahara menerima kurang dari 1 inci hujan setiap tahun. Banyak yang menganggap suhu di Sahara panas sepanjang hari. Faktanya, suhu turun drastis di malam hari karena kurangnya kelembaban hingga dapat mencapai titik terendah yakni -6 derajat celcius.
Anda tidak hanya akan menemukan pasir di Gurun Sahara. Sebagian besar padang terdiri dari dataran tinggi berbatu yang tandus, serta dataran garam, bukit pasir, gunung, dan lembah kering. Sungai dan aliran yang ditemukan di Sahara semuanya musiman, selain dari Sungai Nil.
Ada lebih dari 20 danau di Sahara, yang sebagian besar adalah danau air asin. Danau Chad adalah satu-satunya danau air tawar di padang pasir.
Puncak tertinggi di Sahara adalah Emi Koussi (3.415m), sebuah gunung berapi yang terletak di Pegunungan Tibesti, Chad. Pegunungan lainnya di daerah ini termasuk Pegunungan Aïr, Sahara Atlas, Adrar des Iforas, Pegunungan Hoggar, Pegunungan Tibesti, dan perbukitan Laut Merah.
Di Gurun Sahara terdapat beberapa bukit pasir yang menjulang tinggi. Di timur-tengah Aljazair terletak Laut Pasir Souane-n-Tifernine, dengan bukit pasir setinggi 450m. Bukit pasir terbesar di Maroko adalah Erg Chigaga dengan beberapa bukit pasir mencapai 300m besar.
Bukit pasir Chigaga sulit dijangkau. Anda hanya bisa menelusurinya dengan menunggang Unta atau berjalan kaki. Bukit pasir ini adalah bagian Sahara yang relatif tidak tersentuh.
Populasi di sekitar gurun Sahara hanya berkisar dua juta penduduk Orang-orang yang tinggal di Sahara sebagian besar adalah pengembara. Yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain tergantung musim. Sementara penduduk tetap tinggal secara berkelompok dekat sumber air.
Membentang hampir seluruh wilayah Afrika Barat
Gurun Sahara membentang hampir ke seluruh wilayah Afrika Barat dan mencakup sejumlah besar negara. Gurun ini membentang di sepanjang sebelas negara, yaitu Aljazair, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Niger, Sahara Barat, Sudan, dan Tunisia. Gurun Sahara memiliki cakupan geografis yang sangat luas, memainkan peran integral dalam membentuk iklim dan ekosistem di wilayah tersebut. Pasir gurun yang luas, dataran tinggi berbatu, bukit pasir, dan pegunungan adalah beberapa dari beragam karakteristik topografi yang dapat ditemui di Gurun Sahara, menciptakan lanskap yang kaya dan kompleks.
Gurun ini tidak hanya memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan setempat, tetapi juga memegang peranan penting dalam sejarah dan budaya Afrika. Gurun Sahara menjadi saksi perjalanan berabad-abad manusia, serta memberikan warna unik dalam kehidupan sehari-hari dan tradisi masyarakat di sekitarnya. Keberagaman geografi dan sejarahnya menjadikan Gurun Sahara sebagai wilayah yang sangat menarik dan berarti dalam konteks Afrika dan dunia secara lebih luas.
Dulunya Dataran Hijau
Foto: Gurun Sahara (openaccessgovernment.org)
Dulu subur dan hijau, rumah bagi berbagai tanaman dan hewan.
Perubahan itu terjadi kira-kira 5000 tahun yang lalu, karena perubahan kemiringan bumi secara bertahap.
Para ahli memperkirakan, di masa depan, beberapa titik di Sahara akan kembali hijau.
Foto: Gurun Terpanas (kimkim.com)
Sahara adalah gurun terpanas di dunia dengan salah satu iklim paling keras.
Suhu rata-rata tahunan adalah 30°C, sedangkan suhu terpanas yang pernah tercatat adalah 58 derajat Celsius.
Daerah tersebut menerima sedikit curah hujan.
Faktanya, setengah dari Gurun Sahara menerima kurang dari 1 inci hujan setiap tahun.
Meskipun banyak yang menganggap Sahara sebagai iklim yang selalu panas, namun suhu bisa menurun drastis saat malah hari.
Bahkan, bisa mencapai titik terendah hingga 6°C. Ini terjadi karena kurangnya kelembapan di daerah tersebut.
Sahara lebih dari sekadar pasir, faktanya sebagian besar Sahara terdiri dari dataran tinggi berbatu...
Sahara adalah gurun panas yang terbesar di dunia dan mencakup hampir sebagian besar wilayah dari Afrika Utara. Walaupun sudah terkenal, nyatanya tidak banyak orang yang mengetahui terkait dengan fakta di balik Gurun Sahara ini.
Fakta-fakta tersebut tentunya dapat membuat Anda tercengang dan menambah pengetahuan terkait dengan Sahara. Apakah Anda ingin mengetahuinya lebih jauh lagi? Tentunya Anda harus membaca ulasan ini hingga selesai.
Memiliki suhu yang ekstrem
Sahara adalah gurun terpanas di dunia, yang dikenal dengan salah satu iklim paling keras di planet ini. Suhu rata-rata tahunannya mencapai 30°C pada siang hari, dan suhu tertinggi yang pernah tercatat mencapai luar biasa 58°C pada tahun 1922. Wilayah ini hanya menerima sedikit curah hujan, bahkan separuh dari Gurun Sahara di Afrika Utara mengalami kurang dari 1 inci hujan setiap tahunnya
Meskipun citra umum tentang Sahara adalah iklim yang selalu panas, kenyataannya suhu dapat turun drastis pada malam hari karena kekurangan kelembapan, mencapai titik terendah sekitar -6°C. Keadaan ini menciptakan kontras yang mencolok antara siang dan malam di gurun tersebut. Walaupun salju turun secara teratur di beberapa pegunungan di Sahara, fenomena ini tidak terjadi di wilayah lainnya dalam gurun yang luas ini. Suhu ekstrem dan kondisi kering menjadikan Sahara sebagai lingkungan yang menantang bagi kehidupan dan memberikan ciri khasnya sebagai gurun yang paling panas dan keras di dunia.
Tempat terbaik untuk Stargazing
Mengamati bintang di Gurun Sahara adalah salah satu pengalaman luar biasa yang dapat Anda nikmati. Wilayah yang dipenuhi dengan berjuta mil tanah tandus ini menawarkan kondisi ideal untuk pengamatan bintang, di mana polusi cahaya yang minimal atau bahkan tidak ada, memungkinkan langit malam bersinar dengan kejelasan yang luar biasa.
Ketidakberaturan lahan gurun menciptakan latar belakang yang gelap dan hampir bebas gangguan cahaya buatan, memungkinkan Anda menyaksikan seluruh keindahan alam semesta yang terhampar di atas kepala Anda. Pemandangan malam di Gurun Sahara memungkinkan Anda melihat lebih jauh ke dalam ruang angkasa, menyaksikan gemerlap bintang, planet, dan galaksi dengan intensitas yang memukau. Pengalaman ini memberikan perspektif unik tentang kebesaran kosmos dan keindahan langit malam yang seringkali sulit ditemui di daerah dengan polusi cahaya yang tinggi.
Fakta Menarik seputar Gurun Sahara
Foto: Gurun Sahara (Osiristours.com)
Meski iklimnya kering dan tidak ramah, tapi cukup banyak kehidupan yang ada di Sahara.
Termasuk beberapa jenis mamalia dan tumbuhan.
Selain itu, Sahara juga kerap dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata, lho!
Berikut ini fakta menarik dari gurun yang namanya diambil dari kata benda dalam Bahasa Arab, aḥrā serta kata sifat, ashar.
Telah berubah selama bertahun-tahun
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Gurun Sahara telah mengalami transformasi yang signifikan sepanjang sejarahnya. Sekitar 5.000 tahun yang lalu, wilayah yang sekarang menjadi Gurun Sahara dikenal sebagai "Sahara Kering" dan memiliki iklim yang jauh lebih lembap daripada saat ini. Padang pasir yang luas ini dulunya merupakan daerah subur dan hijau, dengan sungai-sungai mengalir dan mendukung berbagai macam tumbuhan dan hewan.
Perubahan iklim dan lingkungan terjadi karena pergeseran kemiringan bumi yang lambat, menyebabkan peningkatan suhu dan penurunan curah hujan di wilayah tersebut. Akibatnya, vegetasi dan sumber air berkurang, dan Gurun Sahara yang kita kenal sekarang mulai muncul. Beberapa ilmuwan meyakini bahwa Gurun Sahara memiliki potensi untuk menjadi hijau kembali di masa depan. Konsep ini dikenal sebagai "teori hijau Sahara" yang mencakup ide untuk menghidupkan kembali daerah ini melalui upaya penghijauan dan manajemen air. Namun, rencana semacam itu tentu memerlukan upaya besar dan pemahaman yang mendalam tentang ekosistem dan iklim regional.
Penduduk Gurun Sahara
Sekitar 2,5 juta orang menjadikan Gurun Sahara sebagai rumah mereka, sebagian besar berasal dari suku Berber atau Arab. Meskipun kondisi keras di gurun ini, sejumlah besar penduduk Sahara hidup di pemukiman permanen yang terletak di dekat sumber air yang langka namun sangat berharga. Mereka membangun kehidupan mereka di sekitar oase dan mata air yang dapat memberikan pasokan air yang vital untuk pertanian dan kehidupan sehari-hari.
Selain itu, sebagian besar dari mereka mengadopsi gaya hidup nomaden, menjalani kehidupan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan kawanan domba, kambing, atau unta. Gaya hidup nomaden ini memberikan fleksibilitas bagi mereka untuk mencari sumber daya yang langka di tengah gurun yang keras. Mereka memanfaatkan kebijakan transhumance, yaitu perpindahan musiman hewan ternak mereka, untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang terbatas sambil tetap menjaga keberlanjutan sumber daya alam di Gurun Sahara. Gaya hidup ini mencerminkan adaptasi yang kuat terhadap kondisi ekstrem gurun dan tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad.